Konsep
Operasi Pada Bilangan Cacah
2.1 KONSEP BILANGAN CACAH
Bilangan cacah didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk
menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Jika suatu
himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai anggota sama
sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan dengan “nol” dan
dinyatakan dengan lambang “0”. Jika anggota dari suatu himpunan hanya
terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut
adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Demikian setersnya
sehingga kita mengenal barisan bilangan asli pencacahan himpunan yang
dinyatakan dengan lambang sebagai berikut :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, ....dst.
Bilangan-bilanagn 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,...dst.
merupakan bilangan-bilangan cacah. Adapun lambang bilangan cacah sering
dituliskan sebagai “C” sehingga himpunan yang unsur-unsurnya semua
bilangan cacah disebut himpunan bilangan cacah, yaitu C =
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,...dst.}. Dalam bahasa Ingris, bilangan cacah
disebut, “Whole Number”, dengan lambang “N-0”.
2.2 OPERASI PADA BILANGAN CACAH
Ada beberapa operasi yang dapat diberlakukan pada bilangan-bilangan
cacah. Operasi-operasi itu adalah:
a. Operasi penjumlahan.
Operasi penjumlahan pada bilangan cacah, pada dasarnya merupakan suatu
aturan yang mengaitkan setiap bilangan cacah dengan suatu bilangan cacah
yang lain.
Sistem bilangan cacah terhadap operasi penjumlahan ini mempunyai
beberapa sifat, yaitu sebagai berikut:
1. Sifat pertukaran
Untuk setiap bilangan cacah a dan b, berlaku : a + b = b + a.
2. Sifat pengelompokkan
Untuk setiap bilangan cacah a,b dan c, berlaku : (a + b) + c = a + (b +
c).
3. Sifat identitas
Untuk setiap bilangan cacah a, berlaku : a + 0 = 0 + a = a.
b. Operasi pengurangan.
Operasi pengurangan sebenarnya merupakan kebalikan dari operasi
penjumlahan. Jika dalam suatu situasi penjumlahan, jumlahnya dan salah
satu unsur penjumlahannya sudah diketahui, maka proses penentuan unsur
dalam penjumlahan yang lainnya menuntut operasi pengurangan. Oleh karena
itu dalam praktiknya jika sebuah bilangan cacah a dikurangi dengan
bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c ditulis a – b = c (dengan
catatan a lebih besar nilainya dari b), maka operasi penjumlahan yang
terkait dengan itu adalah b + c = a.
Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sebab tidak untuk
setiap a dan b akan berlaku a – b = b - a. pengurangan a – b = b – a
hanya akan dipenuhi oleh bilangan-bilangan yang sama, yakni a = b.
Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat identitas, sebab kita
dapat menentukan sembarang bilangan cacah a sehinga a – 0 ≠ 0 – a.
Misalnya a = 2, maka 2 – 0 ≠ 0 – 2.
Begitu juga operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat
pengelompokkan. Sebab bisa diperoleh bilangan-bilangan cacah a,b dan c
sehingga menghasilkan pertidaksamaan (a - b) - c ≠ a - (b - c). Contohnya
jika a = 8, b = 4, c = 2, maka nilai untuk pengurangan (a - b) - c = (8
- 4) - 2 = 4 -2 = 2, sedangkan nilai untuk pengurangan 8 - (4 - 2)= 8 –
2 = 6. Sehingga jelas, 2 ≠ 6.
c. Operasi perkalian.
Operasi perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil
penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b
bilangan-bilangan cacah. Maka a x b dapat didefinisikan sebagai :
a x b = b + b + b + b +b +... + b
sebanyak a kali
Oleh karena itu, 4 x 3 mengandung arti 3 + 3 + 3 + 3. Sedangkan 3 x 4
mengandung arti 4 + 4 + 4. Jadi secara konseptual a x b tidak sama
dengan b x a, akan tetapi kalau au diliha hasilnya saja maka a x b = b x
a. dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran.
Operasi perkalian juga memenuhi sifat identitas. Hal ini dapat dilihat
dari adanya sebuah bilangan cacah yang jika dikalikan dengan setiap
bilangan cacah a maka hasilnya adalah tetap a. bilangan cacah tersebut
adalah 1. Jadi, a x 1 = 1 x a, untuk setiap bilangan cacah a.
Operasi perkalian juga memenuhi sifat pengelompokkan, yaitu untuk setiap
bilangan cacah a,b dan c berlaku : (a x b) x c = a x (b x c). Misalkan
nilai a,b dan c berturut-turut adalah 1,2 dan 3, maka (1 x 2) x 3 = 2 x 3
= 6, dan untuk 1 x (2 x 3) = 1 x 6 =6.
Berkaitan dengan operasi penjumlahan, perkalian ilangan cacah masih
mempunyai satu sifat tertentu yang disebut sebagai sifat penyebaran
(distributif). Sifat ini menyatakan untuk setiap bilangan cacah a,b dan c
berlaku a x (b + c) = (a x b) + (a x c).
Sebagai contoh misalkan nilai a,b dan c berturut-turut adalah 2,3 dan 4.
Maka berdasarkan sifat distributif ini, berlaku :
A x (b + c) = (a x b) + (a x c)
2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4)
2 x 7 = 6 + 8
14 = 14.
d. Operasi pembagian.
Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Jika
sebuah bilangan cacah a dibagi bilangan cacah b menghasilkan bilangan
cacah c (dilambangkan dengan a : b = c), maka konsep perkalian yang
berkaitan dengan itu adalah b x c = a.
Analog dengan operasi perkalian merupakan penjumlahan berulang, maka
operasi pembagian pun merupakan operasi pengurangan yang berulang.
Misalkan kita ingin mengetahui hasil dari 10 dibagi 2, maka kita dapat
memperoleh 10 : 1 dengan cara mengurangi 10 dengan 2 secara berulang
seperti berikut :
10 : 2 = 10 - 2 - 2 - 2 - 2 – 2 (sampai tak bersisa atau nilainya nol)
sebanyak 5 kali pengurangan
Dengan demikian, kita memperoleh hasil ahwa 10 : 2 = 5.
Sebagaimana dalam operasi pengurangan, dalam operasi pembagian juga
tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, sifat pengelompokkan,
maupun sifat penyebaran.
Dapat juga dilihat disini
Dapat juga dilihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar